Rabu, 05 Desember 2018

Bab 7 "isra dan miraj" kelas 6

ISRA' DAN MI'RAJ NABI MUHAMMAD, SAW.
Setelah Siti Khadijah dan Abu Thalib meninggal dunia, Nabi kehilangan pelindung dari orang – orang kafir Qurais dan merasakan kesedihan yang cukup dalam yang disebut amul Huzni (tahun Kesedihan) dan untuk menghibur Nabi Allah mengisra' mi'rajkan Nabi Muhammad.
Isra; dan Mi'raj adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari masjidil Haram sampai ke masjidil Aqsha dan naik kesidratul Muntaha (langit ke tuju) dengan mengendarai Buroq (hewan yang memiliki kemampuan mencapai tujuan secepat kilat) dan ditemani Malaikat Jibril dan Mikail.
Dalam perjalanan Nabi Muhammad singgah dilima  tempat antara lain:
·               Kota Yatsrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawwarah.
·               Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa ketika dikejar tentara Fir'aun.
·               Thursina, yaitu tempat Nabi Musa menerima wahyu dari Allah secara langsung (kitab taurat).
·               Baitul Lahem (Baitlehem), yaitu tempat kelahiran Nabi Isa.
·               Masjidil Aqsha di Palestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah.
Pada setiap persinggahan, Nabi Muhammad selalu melakukan shalat dua rakaat. Sesampainya di Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad disuguhi dua buah gelas yang berisi susu dan arak, nabi Muhammad memilih gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat padanya karna beliau memilih yang terbaik bagi dirinya dan umatnya.
Setelah menjadi imam, Rasulullah diangkat ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT bersama Malaikat Jibril. Dalam perjalanan, Nabi dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit taitu;
·               Langit pertama bertemu dengan Nabi Adan as.
·               Langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Ishaq.
·               Langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf.
·               Langit keempat bertemu dengan Nabi Harun.
·               Langit kelima bertemu dengan Nabi Musa.
·               Langit keenam bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Setelah melewati ketujuh lapis langit Nabi Muhammad diajak ke Baitul Makmur, tempat malaikat melaksanakan thawaf. Kemudian Nabi Muhammad naik menuju ke Sidratul Muntaha dan dalam perjalanan ini Malaikat Jibril tidak ikut.
Kemudian Rasulullah bertemu dengan Allah SWT, dalam pertemuan tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat lima puluh waktu
Ketika hendak turun Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa dan beliau menceritakan tentang perintah shalat yang telah diterimanya dari Allah SWT. Mendengar cerita tersebut Nabi Musa menyuruh nabi Muhammad untuk menghadap Allah kembali guna meminta keringanan dan Allah pun memberi keringan menjadi empat puluh lima waktu. Nabi Muhammad disuruh kembali lagi oleh Nabi Musa karna dianggap masih terlalu berat bagi umat Nabi Muhammad dan beliau pun kembali menghadap Allah lagi beberapa kali sehingga Allah memerintahkan shalat lima waktu yang pahalanya sama dengan lima puluh waktu.
Pagi harinya Nabi Muhammad bertemu dengan Abu Jahal dan meminta Abu Jahal untuk mengumpulkan kaum Quraisy kemudian Nabi menceritakan kejadian yang telah dialaminya tadi malam yaitu bahwa beliau diisra' mi'rajkan oleh Allah dari Masjidil Haram ke Baitul Muqoddas lalu naik ke langit ketujuh dan kaum Quraisy mentertawakan Nabi Muhammad, bahkan mereka bilang bahwa nabi Muhammad sudah gila.
Kemudian mereka menemui Abu Bakar dan menceritakan semuanya, Abu Bakar bertanya kepada Nabi Muhammad apakah yang mereka ceritakan itu benar dan Nabi membenarkannya, kemudian dengan tegas Abu Bakar mengatakan bahwa ia mempercayai apa yang telah diceritakan oleh Nabi Muhammad dan Nabi memberinya gelar As-Shiddiq yang artinya jujur.
Dalam perjanan Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad melihat beberapa hal yang dinyakan kepada malaikat Jibril antaralain:
·         Tamsil Isra'
Õ     Nabi Muhammad melihat orang memotong padi (panen) terus – menerus, beliau bertanya kepada Jibril :"Siapa mereka?"
Jibril menjawab :"Mereka itu ibarat umatmu yang gemar beramal jariyah, yang kemudian mereka terus – menerus memetik pahalanya dari Allah. 
Õ     Nabi Muhammad melihat orang terus menerus memukul kepalanya, Nabi Muhammad bertanya: "Siapakah mereka itu ya, Jibril?"
Jawabnya : "Mereka ibarat umatmu yang enggan bershalat, yang kelak sangat menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus -  menerus sekalipun terasa sakit olehnya." 
Õ     Melihat sbuah kuburn yang sangat harum bauhnya, Nabi bertanya : "Apakah itu ya, Jibril?"
Dijawabnya : "Itu kuburan Siti Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa dengan digodok oleh raja Fir'aun, karna mempertahankan keimanannnya kepada Allah SWT, sewaktu dipaksa supaya menyembah berhala." 
Õ     Melihat orang yang dihadapannya ada dua macam hidangan, sebelah kanan makanan lezat dan sebelah kirinya makanan busuk, orang itu dengan lahabnya memilih makanan busuk. Nabi bertanya : "Ya, Jibril siapakah mereka itu?" Jibril menjawab : "Ya Rasulullah itu ibarat umatmu yang suka membiarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal yang baik dan berpahala."  
·         Tamsil Mi;raj
Õ     Nabi Muhammad melihat orang yang gagah perkasa, orang itu bila menengok dan melihat ke kirinya merasa sedih dan menangis terseduh – seduh, tetapi bila menengok dan melihat kekanannya dia berseri – seri, gembira dan tersenyum. Nabi bertanya : "Siapakah orang itu ya, Jibril?" jawab Jibril : "Ya Rasulullah, dia itu bapakmu yang pertama yaitu Nabi Adam. Bila beliau melihat ke kiri itu sedih, karena melihat anak cucunya berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya bila melihat ke kanan merasa gembira, karena melihat anak cucunya di dunia berbuat baik dan beramal shaleh.  

ô  HIJRAH KE MADINAH
Pada musim haji, tahun kesepuluh dari kenabian Nabi Muhammad memanfaatkan waktunya untuk berdakwah kepada orang – orang yang datang dari luar kota Mekkah diantaranya adalah orang – orang Yatsrib.
Beberapa orang Yatsrib dari suku Khazraj datang ke Mekkah untuk mengerjakan Haji, mereka disambut oleh Nabi Muhammad ditempat yang bernama Aqabah, sebuah tempat yang terletak antara Mina dan Makkah. Nabi Muhammad menyerukan agama Islam pada mereka dan mereka pun menerimanya dan setelah pulang ke Yatsrib mereka menyebarkan agama kepada penduduk Yatsrib.
Faktor yang menyebabkan penduduk Yatsrib mudah menerima agama Islam yaitu :
1.         Bangsa Arab Yatsrib lebih memahami agama ketuhanan, karna mereka sering mendengar tentang Allah, wahyu, kubur, Hisab, berbangkit, surga dan neraka dari orang Yahudi.
2.         Penduduk Yatsrib memerlukan seorang pemimpin yang mampu mempersatukan suku – suku yang saling bermusuhan. 
Pada tahun kedua belas kenabian, datang utusan dari kota Yatsrib dan dibuatlah perjanjian antara Nabi Muhammad dan orang – orang Yatsrib yang disebut perjanjian Aqabah yang pertama atau perjanjian wanita, karna dalam perjanjian tersebut ada seorang wanita yang bernama Afra binti Abid ibnu Tsa'labah. Isi perjanjian Aqabah yang pertama adalah :
3.         Kami tidak akan mempersekutukan Allah
4.         Kami tidak akan mencuri
5.         Kami tidak akan berzina
6.         Kami tidak akan membunuh anak – anak kami
7.         Kami tidak akan menfitnah dan menghasud
8.         Kami tidak akan mendurhakai Muhammad 
Diantara para sahabat dari Yatsrib (Suku Khazaraj) yang ikut dalam baiat Aqabah pertama antara lain :
1.         As'ad bin Zurarah
2.         Auf bin Malik
3.         Rafi' bin Malik al Ijlan
4.         Quthbah bin Amir
5.         Uqbah bin Amir
6.         Jabir Abdillah bin Ri'ab
Setelah baiat Nabi Muhammad bersabdah "Jika kalian semua memenuhi janji kalian, maka balasannya adalah surga.Jika kalian tidak menepati janji kalian, maka urusannya terserah kepada Allah. Jika berkehendak ia akan mengampuni.
Untuk keperluan penyebaran agama Islam Nabi Muhammad mengutus Mus'ab bin Umair bersama mereka untuk mengajarkan Al Qur'an dan ajaran Islam kepada  mereka. Prilaku Mus'ab yang terpuji, membuat orang – orang tertarik memeluk agama Islam dan merekapun rindu untk bertemu dengan Nabi Muhammad.
Pada tahun tiga belas kenabian, 73 orang Yatsrib dengan ditemani oleh Mus'ab bin Umair berkunjung ke Makkah untuk menemui Nabi Muhammad dan meminta beliau untuk pindah ke Yatsrib. Nabi setuju, kemudian dibuatlah perjanjian Aqabah yang kedua.
Dalam pertemuan yang kedua ini Nabi Muhammad ditemani oleh paman beliau yang bernama Abbas bin Abdul Mutholib. Abbas berpesan agar mereka menjaga Nabi Muhammad, karena Nabi akan bergabung dengan mereka.
Kemudian diadakanlah perjanjian Aqabah yang kedua yang isinya Nabi Muhammad meminta pada orang – orang Yatsrib untuk menjaga Nabi seperti seperti menjaga keluarga dan anak – anak merka dan merekapun sanggup.
Factor – factor yang mendorong Nabi Muhammad memilih Yatsrib sebagai tempat hijrah kaum muslimin antara lain :
1.         Yatsrib adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah
2.         Sebelum diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk Yastrib. Karena kakek nabi Abdul Muthalib mempunyai istri orang Yatsrib.
3.         Penduduk Yatsrib memiliki sifat yang lemah lembut.
4.         Nabi Muhammad mempunyai kerabat di Yatsrib yaitu Bani Najar.
5.         Hijrah ke Yatsrib adalah perintah Allah.
Setelah melihat kaum muslimin banyak yang hijrah ke kota Yatsrib, orang kafir Quraisy merasa terancam dan merekapun mengadakan sidang di Darun Nadwah dan hasil keputusannya adalah Nabi Muhammad harus dibunuh dan siapa yang berhasil membunuh Nabi diberi hadiah 100 ekor Unta
Rencana kaum kafir Quraisy diketahui oleh Nabi Muhammad dan Allah memerintahkan Nabi untuk hijrah ke Yatsrib. Nabi memberi tahu kepada Abu Bakar dan Abu Bakar minta izin untuk menemani Nabi dan nabi pun setuju.
Pada waktu Nabi bersiap – siap untuk berangkat, beliau berpesan kepada Ali bin Abi Thalib, supaya Ali tidur ditempat tidurnya. Beliau juga berpesan kepada Ali untuk mengembalikan barang titipan kepada pemiliknya.
Ketika para pemuda mengepung rumah Nabi, tanpa sepengetahuan mereka Nabi keluar menuju rumah Abu Bakar sedangkan Ali bin Abi Thalib tidur di tempat peraduan Nabi.
Menjelang waktu subuh para pemuda yang mengepung rumah nabi telah siap untuk membunuh Nabi, karna biasanya nabi keluar untuk melaksanakan shalat subuh, karna tidak keluar – keluar mereka menggedor pintu hingga Ali terbangun dan membuka pintu.
Betapa terkejutnya mereka setelah mengetahui yang keluar adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian mereka memaksa Ali untuk mengatatakan kemana Nabi pergi tapi Ali tidak mau.
Para pemuda Quraisy akhirnya mencari Nabi di  seluruh penjuru kota Makkah, dengan bantuan ahli penyelidik mereka mengikuti jejak Nabi dan jejak itu hilang di dekat gua Tsur, kmudian mereka bertanya kepada seorang pengembala dan dijawab " Mungkin mereka didalam gua, tapi saya tidak melihat orang menuju kesana.
Ketika mendengar jawaban pengembala itu, Abu Bakar bergetar, merasa takut akan tertangkap. Melihat kecemasan Abu Bakar, dengan tenang Nabi Muhammad berkata "Jangan takut dan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita."
Setelah diketahui di pintu gua Tsur ada burung yang sedang mengerami telurnya dan sarang laba – laba , maka para pemuda kafir Quraisy pun meninggalkan tempat itu dengan tangan hampa.
Nabi Muhammad dan Abu Bakar berada di gua Tsur selama tiga hari tiga malam. Selama di sana mereka dibantu oeh putra dan putrid Abu Bakar, yaitu Asma binti Abu Bakar bertugas mengantar makanan, Abdullah bin Abu Bakar bertugas menelidiki kafir Quraisy dan hasilnya dilaporkan kepada Nabi dan Abu Bakar, dan pembantu Abu Bakar (Amir bin Fuhairah) bertugas memberitahukan sesuatu yang diperlukan Nabi dan mengantarkan susu hasil perasannya kepada Nabi dan Abu Bakar.
Pada waktu Nabi dan Abu Bakar di tengah perjalanan, mereka dikejar oleh Suroqoh (pembunuh bayaran) tapi usahanya tidak berhasil, karna berkali –kali ia terjatuh dari kudanya saat hendak membunuh Nabi, bahkan kaki kudanya terpendam kedalam pasir. Setelah tidak berdaya membunuh Nabi, ia meminta ma'af kepada Nabi dan Nabi pun memaafkannya. Nabi berpesan kepadanya agar merahasiakan kepergiannya ke Yatsrib. Permintaan itu pun disanggupi oleh Suroqoh, sehingga Nabi melakukan perjalanan dengan selamat.
Akhirnya pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 13 kenabian, Nabi Muhammad dan Abu Bakar sampai di desa Quba, lebih kurang 10 Km dari kota Yatsrib. Nabi tinggal di Quba selama 4 hari, taklama kemudian datanglah rombongan keluarga Nabi dan Abu Bakar yang dipimpin oleh Ali bin Abi Tholib.
Selama di Quba Nabi mendirikan Masjid yang pertama diatas tanah milik Kultsum bin Hamdan yang disebut masjid Quba dan dalam Al-Qur'an disebut masjid Taqwa.
Pada hari Jum'at, tanggal 16 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah yang bertepatan tanggal 2 Juli 622 Masehi, sampailah Nabi dan kaum Muhajirin di kota Yatsrib dan disambut meriah oleh penduduk Yastrib. Pada hari itu juga nabi untuk pertama kali melakukan shalat Jum'at yang diikuti oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Setelah kedatangan Nabi kota Yatsrib diganti dengan nama Madina Al Munawwarah yang artinya kota yang bercahaya. Dikota Madinah inilah Nabi mendirikan pemerintahan Islam (Daulah Islamiyah) dengan Nabi sebagai kapala Negara dan berpusat di Madinah dan undang – undang yang dipakai berdasarkan kepada Islam. 
Untuk menjaga kepentingan bersama dan keamanan kota Madina dibuat perjanjian antara umat Islam dan bangsa Yahudi Madinah yang disebut perjanjian Madinah (piagam Madiah/Deklarasi Madinah) yang isinya:
1.         Seluruh penduduk Madinah dibentuk menjadi kesatuan warga kota yang merdeka. Mereka bebas berpikir dan melakukan ibadah menurut agamanya masing – masing daan tidak boleh saling mengganggu.
2.         Apabila kota Madinah diserang musuh, semua warga kota harus mempertahankan bersama – sama dan memboikot musuh bersama dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial.
3.         Apabila salah satu golongan diserbu musuh, maka golongan lain harus membantunya.
4.         Muhammad Rasulullah adalah pemimpin umat untuk seluruh penduduk Madinah. Bila terjadi perselisihan antara kaum Yahudi dengan kaum Muslimin, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada keadilan Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi Madinah.
Selama di Madinah wahyu – wahyu yang diterima selalu berkaitan denga persoalan kemasyarakatan, Negara, politik, perkawinan dan perlakuan terhadap budak.
Di kota Madina, Nabi mengatur, memimpin, memberi komando kepada para sahabat yang aktif melakukan segala hal. Beliau mengatur tatanan masyarakat supaya hidup dalam kedamaian, bebas beragama dan menjalankan agama. Umat Islam, Yahudi dan Nasrani mendapatkan hak yang sama asal mereka menjunjung tinggi keputusan – keputusan yang telah disepakati.
Selanjutnya Nabi Muhammad mendirikan Masjid yang diberi nama Masjid Nabawi, diatas tanah dua anak yatim yang bernama Sahal dan Suhail, semula Sahal dan Suhail menghibahkan tanah mereka untuk kepentingan masjid, tetapi Nabi menolaknya karna beliau tahu anak – anak itu justru sangat memerlukan santunan hidup. Ini sebagai contoh bahwa harta anak yatim dipelihara oleh umat Islam.
Di samping masjid didirikan tempat tinggal yang menampung kaum muhajirin yang belum mempunyai rumah atau belum menikah dan di sebelah timur didirikan sebuahrumah dengan beberapa kamar sebagai tempat tinggal Nabi beserta keluarganya. Selama pembangunan Masjid nabi tinggal di rumah Abu Ayyub al Anshari.   

ô  KEPERWIRAAN NABI MUHAMMAD
ñ  Rasulullah adalah komandan dalam setiap perang yang diikuti-Nya setelah hijrah ke Madina, perang yang diikuti oleh Rasulullah (27 kali) disebut Ghozwa dan perang yang tidak diikuti oleh beliau (38 kali) disebut Sarriyah.
ñ  Perang dilakukan oleh rosulullah setelah turunnya surat اَلْحَجْ ayat 39. diantara perang Rasulullah antara lain;
F  Perang Badar
Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadlan tahun 2 Hijriyah, didekat sebuah perigi milik seorang yang bernama Badr.
Perang ini bermula ketika kafilah pimpinan Abu Sufyan bin Harb menuju ke Syam dicegat oleh kaum muslimin, mendengar itu Abu Sufyan kembali ke Makkah.
Mereka segera menyiapkan pasukan sebanyak 1000 orang sedang pasukan islam sebanyak 313 orang.
Dalam perang ini dibuka dengan adu tanding. Majulah dari pasukan kafir Quraisy Al Aswad bin Abdul asad, dapat dikalahkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Lalu muncul lagi dari pasuka Quraisy, Uthbah bin Rabi'ah, Syaibah dan Al Walid. Mereka dapat dikalahkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib dan Ubaid bin Al Harits, setelah itu terjadilah perang terbuka yang dimenangkan oleh pasukan Islam 
Setelah perang usai, banyak korban yang jatuh dari kedua belah pihak, dari pasukan kafir Quraisy tujuh puluh orang terbunuh, termasuk Abu jahal da Umayah bin Halaf dan tujuh puluh orang lainnya tertawan. Sedang dari pihak Islam empat belas orang sebagai Syuhada'. 
F  Perang Uhud
Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya'ban tahun ke-3 H. bertepatan dengan bulan Januari 625 M. yang terjadi di kaki bukit Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madina.
Kekalahan kafir Quraisy pada perang Badar menimbulkan rasa dendam terhadap kaum muslimin. Oleh karena itu mereka bermaksud membalas, agar kekalahan dalam perang Badar tidak terulang lagi, kafir Quraisy mempersiapkan pasukan sebanyak 3000 orang dan perbekalan yang banyak.
Setelah Rasulullah mendengar bala tentara kafir Quraisy telah berangkat dari Makkah menuju Madinah, kemudian beliau mengadakan musyawarah, ada yang mengusulkan agar kaum muslimin menghadapi musuh di luar kota Madinah. Seribu pasukan muslim berangkat untuk menghadapi musuh yang menyerang. Baru saja sajah berangkat, seorang munafik yang bernama Abdullah ibnu Ubai beserta 300 pengikutnya keluar dari pasukan Islam.
Rasulullah beserta pasukan muslim sampai ke bukit Uhud, lalu beliau mengatur strategi penyerangan. Lima puluh pasukan pemanah dibawah pimpinan Abdullah ibnu Jubair, ditempatkan di atas bukit Uhud untuk menutup jalan pasukan berkuda Quraisy dan Rasulullah berpesan pada pasukan panah agar mereka tidak meninggalkan pos mereka.
Pertempuran dimulai dengan perang tanding, dari pihak kafir Quraisy keluarlah Thalha ibnu Abi Thalha yang dikalahkan oleh Ali bin Abi Thalib, lalu tampil Usama yang dikalahkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib, dan yang terahir As'ad saudara thalha dan Usama dan Musaimi yang juga dikalahkan oleh Ali bin Abi Thalib.
Pertempuran yang terjadi sangat dahsyat, semula perang dimenangkan oleh kaum muslimin, tapi karna tergiur oleh harta rampasan maka pesukan panah yang berada di atas bukit Uhud turun untuk mengambil harta rampasan dan kesempatan itu digunakan sebaik – baiknya oleh Khalid bin Walid dengan pasukan berkudanya sehingga pasukan muslim terdesak dan mengalami kekalahan.
Dalam pertempuran tersebut banyak pasukan Islam yang gugur sebagai syuhada', sebanyak tujuh puluh orang diantaranya adalah Mush'ab bin Umair dan Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah) yang dibunuh oleh Wahsyi budaknya Hindun (istri Abu Sufyan) dan Hindun memotong – motong tubuh Hamzah bahkan merobek perutnya dan diambilah hati Hamzah dan akan ditelannya, karna Hindun dendam pada Hamzah yang telah membunuh ayahnya (Uthbah) dalam perang Badar.
Slain itu Rasulullah juga dikabarkan telah gugur dalam medan pertempuran, tapi sebanarnya Rasulullah hanya luka – luka. Kekalahan diperang Uhud sebagai pelajaran bagi umat Islam agar patuh dengan komando dan strategi yang sudah ditentukan.  
    
F  Perang Khondaq (Ahzab)
Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H, di sebelah utara kota Madinah. Perang ini terjadi antara umat Islam dan kaum Quraisy (terdiri dari beberapa kabilah) yang bekerja sama dengan bani Nadhir, karma terdiri dari beberapa kabilah, maka perang ini disebut perang "Ahzab".
melihat pasukan kagir Quraisy yang siap siaga, segera Rasulullah bermusyawarah, Salaman Al Farisi mengusulkan agar disekeiling kota Madinah dibangun parit (Khandaq), sehingga musuh akan merasa sulit masuk ke kota Madinah dan memudahkan bagi pasukan Islam untuk menghadangnya. Rasulullah menyetujuinya sehingga dibuatlah parit yang dari arah barat ke timur di utara kota Madinah. Ketika pasukan Quraisy memasuki kota Madinah mereka terkejut, karma kota Madinah dikelilingi oleh parit. Beberapa tokoh kafir Quraisy mencoba menerobos parit seperti yang dilakukanoleh Ikrimah bin Abu Jahal dan beberapa kawannya. Ikrima terbunuh oleh Ali bin Abi Thalib sedangkan kawan – kawannya melarikan diri.
Bani Quraidza melanggar perjanjian mereka enggan membantu umat Islam dalam mempertahankan kota Madinah dan bersekutu dengan pasukan kafir Quraisy. Seorang tokoh yang disegani oleh kafir Quraisy maupun Yahudi yang bernama Nu'aim bin Mas'ud, secara diam – diam memeluk agama Islam dia memecah belah kekuatan kafir Quraisy dengan bani Quraidzah.
Kafir Quraisy mengepung kota Madinah selama dua puluh hari dua puluh malam dan karma tidak dapat menembus pertahanan kaum muslim, maka mereka memutuskan untuk kembali ke kota Makka.  



F  Perang Mu'tah
Perang Mu'tah terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahu 7 H. Rasulullah menyiapkan 3000 tentara Islam untuk mengadakan pembalasan terhadap orang – orang yang telah membunuh Al-Harits ibnu Umair al-Azady yang dikirim untuk menyampaikan surat kepada penguasa Bashra. Rasulullah mengangkat Zaid bin Harits sebagai panglima perang, apabila Zaid gugur maka diganti oleh Ja'far bin Abu Thalib, dan apabila Ja'far gugur maka diganti oleh Abdullah bin Rawwahah.
Pasukan Islam melakukan perjalanan hingga sampai di Mu'tah, yaitu tempat dibunuhnya Al-Harits. Di tempat itu kaum muslimin bertemu dengan tentara Romawi yang berjumlah 150.000 orang. Terjadilah pertempuran yang dahsyat, dalam pertempuran itu Zaid bin Harits gugur, kemudian diganti oleh Ja'far bin Abi Thalib yang juga gugur, begitu juga dengan Abdullah bin Rawwahah yang menggantikan Ja'far juga gugur. Kemudian kaum muslimin mengangkat Khalid bin Walid sebaga panglima perang, berakat pengalaman dan keahliannya dalam peperangan, akhirnya ia berhasil menyatukan kembali tekad tentara Islam sehingga mereka tidak kocar – kacir.   
Pada keesokan harinya Khalid mengubah strategi pasukan muslimin. Ia memindahkan barisan tengah menjadi barisan depan, barisan depan menjadi bariran belakang, sayap kiri menjadi sayap kanan dan sayap kanan menjadi sayap kiri. Siasat yang dilakukan oleh Khalid membuat musuh menjadi gentar, mereka menganggap pasukan Islam mendapat bala bantuan.
Kemudian Khalid membawa tentara Islam mundur sampai ke Mu'tah, di tempat tersebut terjadi peperangan selama tujuh hari. Setelah itu kedua belah pihak menghentikan serangan, karena orang – rang kafir menduga bahwa bala bantuan Islam datang berbondong – bondong. Mereka kini merasa ngeri karena khawatir kaum muslimin menjebak mereka kepadang Sahara sehingga mereka tidak dapat melarikan diri bila terpukul mundur. Dengan demikian berhentilah peperangan itu.
Sewaktu perang Mu'tah terjadi, turunlah wahyu yang telah menceritakan tentang jalannya pertempuran dan pahlawan – pahlawan yang gugur. Kemudian Nabi Muhammad naik mimbar lalu berpidato menerangkan jalannya pertempuran dan gugurnya Zaid, Ja'far dan Abdullah. "kemudian" ujar beliau "Bendera Islam dipegang oleh Syaifullah (pedang Allah) yaitu Khalid bin Walid," sejak saat itu Kholid bin Walid bergelar Syaifullah. 
F  Perjanjian Hudaibiya
Setelah enam tahun hijrah ke Madinah, kaum Muslimin sangat merindukan Ka'bah dan mengerjakan umrah, sehingga Rasulullah mengizinkan umat Islam mengadakan perjalanan ke Makkah. Para sahabat gembira karna Rasulullah mengizinkan mereka ke Makkah, bahkan rasulullah sendiri berada diantara rombongan yang pergi ke Makkah, rombongan itu berjumlah sekitar 1000 orang.
Untuk menghilangkan prasangka orang kafir Quraisy atas kedatangan kaum muslimin, Rasulullah menganjurkan agar kaum muslimin memakai pakaian ihram. Tidak membawa alat – alat peperangan, kecuali pedang dalam sarungnya sekedar untuk menjaga diri.
Setiba di desa Asfan seorang pengintai Islam mengabarkan bahwa kafir Quraisy telah menyiagakan 200 orang pasukan, dipimpin oleh Khalid bin Walid untuk menghadang Rasulullah dan kaum muslimin. Rasulullah kemudian mengalihkan perjalanan melalui desa Hudaibiyah dan beristirahat disana.
Seorang utusan Rasulullah yang bernama Badil menemui Rasulullah untuk menanyakan maksud dan tujuan kedatangan Rasulullah. Beliau menjelaskan tujuan kedatangan kaum muslimin ke Makkah. Datang lagi utusan yang kedua bernama Haris bin Alqamah, menanyakan hal yang sama, Rasulullah pun menjelaskan seperti pada utusan yang pertama, belum puas dengan penjelasan Rasulullah, maka kafir Quraisy mengutus Urwah bin Maqsud, iapun mendapat jawaban yang sama. Kemudian Rasulullah mengutus Usman bin Affan, seorang tokoh yang disegani oleh kedua belah pihak untuk meyakinkan maksud dan tujuan kedatangan Rasulullah dan umat Islam.
Terdengar kabar burung tentang terbunuhnya Usman bin Affan. Para sahabat dari Muhajirin dan Anshar segera mengambil baiat dihadapan Rasulullah yang disebut "Baiatur Ridwan", untuk menjaga keselamatan Rsulullah.
Mendengar baiat tersebut hati kafir Quraisy tergetar, sehingga mereka mengutus 50 orang untuk mengintai kegiatan Rasulullah. Satuan penjaga Rasulullah menangkap pimpinan regu pengintai kafir Quraisy serta menawan anggota mereka, maka kafir Quraisy mengirim utusan perdamaian yang dipimpin oleh Suhail bin Amr yang disertai oleh Usman bin Affan.
Dalam perundingan perdamaian terjadilah sebuah perjanjian yang disebut perjanjian Hudaibiyah, yang isinya
1.         Diadakan genjatan senjata selama 10 tahun.
2.         Apabila seorang kafir Quraisy masuk agama Islam tanpa seizin walinya, maka segera dikembalikan kapada kafir Quraisy. Sebaliknya, bila seorang muslim kembali kepada kafir Quraisy tidak dapat dikembalikan kepada Rasulullah.
3.         Dua belah pihak diberi kebebasan untuk mengadakan perjanjian dan persekutuan.
4.         Rasulullah dan para sahabat tidak melaksanakan umrah tahun ini, dan untuk tahun selanjutnya hanya dapat melaksanakan selama tiga hari dan tanpa pakaian perang dan peralatannya.
Perjanjian tersebut ditulis oleh Ali bin Abi Thalib sebanyak dua lembar untuk diserahkan kepada pimpinan kedua belah pihak. Setelah itu Rasulullah menyuruh kaum muslimin untuk mencukur rambut dan memotong hewan sebagai dam lalu kembali ke Mdinah.
F  Fathul Makkah
Fathu Makkah artinya penaklukan kota Makkah. Fathu Makkah ini terjadi pada tahun 8 H, karna orang – orang kafir Quraisy melanggar perjanjian Hudaibiyah itu dijadikan alasan bagi Rasulullah untuk menaklukkan kota Makkah.
Dalam penaklukan kota Makkah Rasulullah menyiapkan 10.000 orang, ditengah perjalanan, pasukan Islam bertemu dengan beberapa tokoh kafir Quraisy diantaranya Sufyan bin Al Harits yang menyatakan diri masuk Islam, Abbas bin Abdul Muthalib yang akan hijrah ke Madinah bersama keluarganya. Rasulullah meminta Abbas kembali ke Makkah sedangkan keluarganya melanjutkan perjalanan ke Madinah.
Sebelum memasuki kota Makkah, Rasulullah dan pasukan Islam mendirikan kemah. Beliau memerintahkan untuk membuat api unggun yang berkobar di sekeliling perkemahan, terlihatlah kobaran api yang seakan – akan membakar kota Makkah, sehingga mencemaskan hati para tokoh kafi Quraisy.
Abu Sufyan menyelidiki perkemahan pasukan Islam, tapi dia tertangkap lalu dihadapkan kepada Rasulullah. Abu Sufyan menyatakan kesalahannya dan ingin berdamai. Rasulullah memberi kepercayaan kepadanya dengan mengatakan bahwa barang siapa yang masuk rumah Abu Sufyan akan mendapat keamanan.
Pasukan Islam dibagi menjadi dua, yaitu pasukan pertama dipimpin oleh Khalid bin Walid menuju Makkah dari bawah melewati desa Ma'al, pasukan ini mendapat perlawanan kecil dan pasukan lainnya dipimpin oleh Rasulillah  menuju Makkah dari atas melewati desa Misfalah yang tidak mendapat hambatan sama sekali.
Sepanjang perjalanan juru bicara Rasulullah meneriakkan : "Barang siapa yang menutup pintu akan aman, barang siapa yang memasuki masjid Al-Haram akan aman dan barang siapa yang masuk rumah Abu Sufyan akan aman.
Pada hari Jum'at tanggal 20 Ramadlan tahun 9 H, Rasulullah memasuki Masdil Haram. Beliau bersujud, berthawaf dan menghancurkan Ka'bah yang sebanyak 360 buah sambil membaca surat Al-Isra' ayat 81. orang orang kafir Quraisy menunggu keputusan Rasulullah terhadap mereka. Rasulullah menyatakan mereka sudah dimerdekakan. Dengan suka ria mereka mendengar keputusan tersebut.
Peristiwa penaklukan kota Makkah diceritakan oleh Allah dalam surat An-Nashr dan Al-Fath  
  
F  Haji Wada'
Pada tanggal 5 Dzulhijjah tahun 10 H/ 622 M, Rasulullah melaksanakan ibadah haji yang disebut  Haji Wada', artinya haji perpisahan, karna haji ini haji yang terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah.
Rombongan haji Rasulullah berangkat dari Madinah sebanyak 100.000. orang. Sebelum berangkat Rasulullah menitipkan kekuasaan kota Madinah kepada Abu Dajjanah Al-Anshari. Rambongan tersebut memakai pakaian Ihram, dan sepanjang perjalanan selalu mengumandangkan Talbiyah.
Setibany di kota Makkah, Rasulullah memasuki Masjidil Haram. Ketika melihat Ka'bah beliau berdo'a :
اللّهُمَّ زِدْهُ شَرَفًاوَتّعْظِيْمًاوَمَهَابَةً وَبِرًّا
Artinya : "Ya Allah tambahkan kemuliaan, keagungan, kemegahan dan kebaikan padanya."
Lalu beliau thawaf mengelilingi Ka'bah, mencium hajar aswad, shalat sunnah di depan makam Ibrahim, meminum air zazam, dan diakhiri dengan sa'i.
Pada tanggal 9 Dzulhijjah, Rasulullah berangkat ke Padang Arafah untuk melaksanakan wuquf. Disini Rasulullah memberi khutbah yang diberi nama Khutbah Wada' dan setelah selesai khutah turunlah wahyu yang terakhir surat Al-Maidah ayat 3, yang berbunyi :
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْإِسْلاَمَ دِيْنًا
Artinya : " Pada hari ini Aku (Allah) telah sempurnahkan agamamu, Aku cukupkan ni'mat-Ku atasmu dan Aku sudah rela agama Islam itu menjadi agamamu."
Mendengar khutbah ini semua sahabat merasa gembira kecuali sahabat Abu Bakar, ia menangis terseduh – seduh, lalu ditanya oleh seorang sahabat, mengapa ia menangis padahal Allah sudah menyempurnakan agama Islam. abu Bakar menjawab, bahwa ini pertanda Nabi Muhammad akan diambil oleh Allah. Para sahabat yang mendengarnya menjadi sangat sedih.   
Setelah itu beliau melanjutkan pelaksanaan ibadah haji, yaitu pergi ke Minah melalui Muzdalifah dengan bermalam di sana untuk mengumpulkan batu – batuan yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina.
Setibanya di Mina pada pagi hari, Rasulullah melontar Jumrah Aqabah, mencukur rambut dan memotong hewan qurban. Pada tanggal sebelas dan dua belas Dzulhijjah, beliau kembali melontar jumrah, yaitu Jumrah Aqbah, Wustha dan Sughrah. Setelah itu kembali ke kota Makkah untuk melaksanakan thawaf Ifadhah, meka selesailah pelaksanaan haji.

F  Selain dakwah kepada orang – orang Arab Rasulullah juga berdakwah kepada para raja di sekitar jazirah Arab dengan mengirim sepucuk surat antara lain :
·         Kaisar Heraclius, maha raja Romawi. Surat diantar oleh utusan Rasulullah yang dipimpin oleh Dakhiyah bin Khalifah Al Kalby Kharajy.
·         Raja Kisra dari Persia yang diantar oleh Abdullah bin Hudzalifah As Sahamy, tapi setelah ia membaca surat itu, ia menyobek – nyobek surat tersebut. Ketika berita itu sampai di telingah Rasulullah, maka Rasulullah berdo'ah " Semoga Allah merobek – robek kerajaannya dengan sesungguhnya." Dan benar taklama kemudian raja Kisra mati ditangan anaknya yang telah merebut tahtanya.
·         Raja Negus dari Habsyi yang diantar oleh Umar bin Umaiyah Al Dlamary.
·         Muqaiqus, Gub Jen Romawi yang ada di Mesir, yang diantar oleh Khatib bin Abi Balta'ah Al Lakhmy.
·         Hamzah bin Ali Al Hanafy, Amir negeri Yamamah yang diantar oleh Sulaith bin Amr Al Amiry.
·         Al Haris bin Abi Syamr, Amir Ghasan yang diantar oleh Syuja bin Whab.
·         Al Mundzir bin Sawy, Amir Bahrain yang diantar oleh Al Ala bin Al Khadhamy.
·         Dua putra Al Jalandy suratnya yang diantar oleh Amr bin Ash.
  
F  Wafatnya Rasulullah SAW
Penyebaran dakwah Islam ke Negara – Negara disekitar jazirah arab terus dilakukan oleh Rasulullah. Beliau menyiapkan pasukan untuk membebaskan negeri Syamdari penjajahan kerajaan Ramawi yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid, putra Zaid bin Harits yang gugur di Mu'tah.
Seluruh persiapan sudah siap dan pasukan siap untuk berangkat. Tiba – tiba Rasulullah jatuh sakit, beliau demam tinggi sehingga suit tidur, pada malam hari beliau kelusr rumah dengan ditemani oleh pembantunya Abu Muwayba. Rasulullah pergi ke Baqi' Gharqad, pemakaman kaum muslimin di Madinah, di sana beliau berdo'ah untuk orang – orang yeng telah wafat.
Ketika Rasulallah merasa enakan beliau pergi ke Masjid. Diatas mimbar beliau banyak mengucapkan puji syukur kepada Allah. Beliau mendoakan para sahabat yang gugur di medan Uhud. Beliau juga menegaskan agar semua mendukung Usamah untuk melakukan misi yang telah direncanakan. Beliau juga mengatakan " Salah seorang dari hamba Allah diminta memilih antara kehidupan dunia dan apa yang ada di sisi-Nya, lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sis-Nya"
Mendengar hal itu Abu Bakar menangis dan berkata " Demi ayah dan ibu kami, kami akan membela Tuan." Rasulullah menjawab " Sabarlah Abu Bakar," semua yang ada di Masjid menangis. Kaum Muslimin semakin sedih. Setelah suara tangis mereda, beliau melanjutkan ucapannya " Wahai manusia, saya dengar kamu merasa cemas jika nabimu meninggal. Adakah seorang Nabi yang hidup selamanya? Aku pun ingin seperti itu, tetapi aku akan menghadap Allah dan kalian pasti akan menyusul."   
Kondisi kesehatan Rasulullah semakin bertambah parah, ketika demam beliau menurun. Beliau ke masjid dengan di papah oleh Ali bin Abu Thalib dan Al Fadal bin Abbas. Abu Bakar yang tengah menjadi imam menyisih untuk memberi tempat pada Rasulullah. Namun, beliau mendorong Abu Bakar untuk terus menjadi Imama. Beliau Shalat sambil duduk disebelah kanan Abu Bakar.
Pada tanggal 11 rabiul awwal tahun 11 H/7 Juni tahun 632 M. ketika para sahabat melaksanakan shalat subuh diimami oleh Abu Bakar, Rasulullah menampakkan diri dari kamar Aisyah sambil tersenyum. Sahabat Abu Bakar mundur dan para Sahabat merentangkan barisan mempersilakan Rasulullah, namun Rasulullah mengisyaratkan agar mereka melanjutkan shalatnya. Beliau kembali masuk ke kamar Aisyah.
Pada tanggal 12 rabiul Awwal 11 H/8 Juni 632 M. semua istri Rasulullah berdatangan begitu juga para sahabat Muhajirin dan anshar. Kebisuhan mencekam seluruh ruangan, tiba – tiba bibir Rasulullah tampak bergetar dan meluncurlah kalimat, " Ya, keharibaan Yang Maha Tinggi … ." dan Rasulullah pun wafat.
Kabar meninggalnya Rasulullah mengguncang kaum muslimin Madinah. Umar bin Khattab marah apabila mendengar ada orang yang mengatakan Rasulullah telah wafat. Untuk menenangkan mereka Abu Bakar berpidato dihadapan mereka : "Wahai manusia! Barang siapa yang memuja Muhammad, Muhammad telah mati, tetapi siapa yang memuja Tuhan, Tuhan hidup selama – lamanya," kemudian Abu Bakar membacakan surat Ali Imran ayat 144 :
وَمَامُحَمَّدٍ إِلاَّرَسُوْلٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْقُتِلَ انْفَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَنْضُرَاللهَ شَيْئًاوَسَيَجْزِيْ اللهُ الشَّاكِرِيْنَز
Artinya : "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan pada orang – orang yang bersyukur." (Ali Imran ayat 144)   
Mendengar pidato Abu Bakar tersebut, maka mereka semua mulai tenang dan dapat menerima kepergian Rasulullah SAW. Untuk menghadap Allah selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar